Selamat Datang

Kami berpegang pada prinsip tumbuh pohon; berkembang secara perlahan, tapi pasti.
Bantu kami untuk menjadi penghuni jagad digital

Friday, August 26, 2011

Imam Syafi'i, Ulama Pemecah Rekor Khatam Quran Terbanyak Selama Bulan Ramadhan

oleh: M. Fajri Bajrey


                Nama lengkap Imam Syafi’i RA adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i bin Saaib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Abdul Mutholib bin Abdu Manaf bin Qushai. Beliau merupakan seorang mufti besar Islam Sunni dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat Rasulullah, beliau keturunan Bani Muthallib, yaitu dari al-Muthallib saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.
                Imam Syafi’i dilahirkan di Ghuzzah, wilayah Asqolan dekat pantai laut putih (laut mati) bagian tengah Palestina (Syam), pada tahun 150 H. Yang mana bertepatan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah ra. Pada usia dua tahun, beliau dipindahkan oleh ibunya ke Mekkah, karena ayahnya meninggal dunia. Maka, beliau hidup sebagai anak yatim.
                Jalur keturunan Imam Syafi’i RA menurut silsilah ibunya adalah dari Abi Abdillah Muhammad bin Fatimah binti Abdullah bin Al Hasan bin Husain bin Ali bin Abu Tholib (paman Nabi SAW).
                Ketika berada di Mekkah Imam Syafi’i belajar dengan merujuk kepada beberapa Ulama terkenal, diantaranya : Imam Shofyan bin Uyainah, Imam Ismail bin Qustanthin, Imam Sa’ad bin Salim Al Qoddah, Imam Daud bin Abdurrahman Al Athar, Imam Abdul Hamid bin Abdul Azizi dan Imam Muslim bin Kholid. Kemudian, pada usia 20 tahun Imam Syafi’i pindah ke Madinah dan belajar dengan guru-guru terkemuka, diantaranya : Imam Abdullah bin Nafi’, Imam Muhammad bin Sa’id, Imam Ibrohim bin Abi Yahya Al Asaami, Imam Abdul Aziz bin Muhammad Al Daruri, Imam Ibrohim bin Saad Al Anshori dan Imam Malik bin Annas. Setelah itu, beliau melanjutkan perjalanan ke Irak untuk belajar dan berdiskusi dengan Ulama yang berada di Irak, diantaranya : Imam Wahab bin Jarah, Imam Hammad bin Usamah, Imam Ismail bin Ulyah, Imam Abdul Wahab bin Abdul Majid, Imam Muhammad bin Hasan dan Imam Abu Yus. Beliau berada di Irak kurang lebih dua tahun untuk mempelajari fiqih Imam Hanafi. Kemudian kembali ke Madinah dan tinggal disana selama lima tahun. Setelah itu, beliau pergi ke Yaman dan kembali ke Mekkah, beliau tinggal di Mekkah selama 17 tahun dan pada tahun 198 H, beliau pindah ke Mesir.
                Demikian perjalanan menuntut ilmu yang beliau emban, sangat panjang dan penuh keberkahan. Beliau wafat di Mesir pada hari jum’at 29 rajab 204 H, dimakamkan di Qorofah setelah ashar.
                Diantara keistimewaan Imam Syafi’i RA:
1.       Pada usia tujuh tahun, beliau telah hafal Al-qur’an 30 juz dan pada usia 10 tahun, beliau hafal kitab Al Muwattho’ ( karangan Imam Malik ra yang berisi 5000 lebih Hadits Nabi SAW ). Kemudian, pada usia 15 tahun beliau diizinkan oleh para Ulama untuk berfatwa.
2.       Telah berkata Al Imam Ahmad ra : “Imam Syafi’i selalu membagi waktu malam menjadi 3 bagian : satu pertiga malam untuk ilmu, satu pertiga malam untuk shalat dan satu pertiga malam untuk tidur atau istirahat”.
3.       Imam Syafi’i setiap hari khatam Al-qur’an dan pada bulan romadhan khatam Al-qur’an sehari dua kali sehingga selama bulan ramadhan, beliau mengkhatamkan al-Quran sebanyak 60 kali.
4.       Imam Syafi’i pernah berkata : “saya belum pernah kenyang dari umur 16 tahun karena kenyang memberatkan badan, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, membuat ngantuk dan membuat malas beribadah”.
5.       Imam Syafi’i seumur hidupnya belum pernah bersumpah ‘demi Allah’, baik sumpah bohong atau benar.
6.       Imam Syafi’i pernah ditanya tentang suatu masalah, beliau diam (tidak langsung menjawab), kemudian beliau ditanya lagi : “kenapa diam?”, jawab Imam Syafi’i : “supaya saya yakin pada kebenaran atau keutamaan antara diamnya saya atau menjawabnya saya”.
7.       Diantara do’a Imam Syafi’i : “Ya Allah, berilah anugrah kepada kami dengan bersihnya (murninya) ma’rifat atas –Mu. Ya Allah, berilah kepada kami bagusnya mu’amalah diantara kami dan bagusnya muamalah kepada –Mu menurut sunnah. Ya Allah, berilah kami rizki dengan bertawakkal kepada –Mu dan agar kami selalu berhusnuzhon kepada –Mu. Ya Allah, berilah anugrah kepada kami dan kepada semua ibadah yang mendekatkan kami kepada –Mu wahai Dzat yang Maha Mengasihi dari yang mengasihi semuanya”.
                Sosok yang istimewa dengan segala keistimewaannya, begitulah Imam besar kita, Imam Syafi’i RA. Semoga kita semua merasa termotivasi untuk lebih semangat lagi dalam beribadah setelah membaca biografi imam yang satu ini, Maha Suci Allah.
                                                                              *Penulis adalah Redaktur Pelaksana Buletin Perdana

4 comments:

  1. Siip..

    bagus.. ^_^
    syukran Ilmu-nya..

    ReplyDelete
  2. Maasyaa Allaah ...,
    Tiga hari khatam pada bulan Ramadlan berat,
    Sepekan khatam Alqur'an pun cukup bagi yang awam.
    Atau paling tidak sekali khatam dalam sebulan.
    Di samping pahala akhirat, di dunia pun sudah terrasa manfaatnya.

    ReplyDelete
  3. Maasyaa Allaah ...,
    Tiga hari khatam pada bulan Ramadlan berat,
    Sepekan khatam Alqur'an pun cukup bagi yang awam.
    Atau paling tidak sekali khatam dalam sebulan.
    Di samping pahala akhirat, di dunia pun sudah terrasa manfaatnya.

    ReplyDelete